Annasaihud Diniyah Orang-orang yang Tertipu | Adab Memuliakan Tamu

Irfan Irawan
0
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ


Alhamdulillah,  kali saya akan menuliskan beberapa pemaparan dari Kitab Annasaihud Diniyah bab Orang-orang yang Tertipu (disampaikan oleh Dr. H Hidayat Syah, SE., MM., M.Si., CMA - Masjid Al-Hikmah Perumnas 2 Karawaci).



Habib Abdullah Al-Hadad berkata :
"Sebagain orang-orang yang tertipu dalam kejahatan adalah ketika ia menyandarkan kebaikan bapak/kakeknya dari kalangan ulama, padahal ia tidaklah berbuat kebaikan apapun dalam kelakuan dan amal perbuatannya. Seolah ia adalah orang baik, padahal kelakuannya tercela, dan inilah tipuan, sekali lagi ia menyangka dirinya menjadi bagian dari keluarga soleh tersebut".

Maka selalu merendahlah dalam berdoa, sibukkanlah dengan beristighfar dan tidak ada petunjuk selain petunjuk dari Allah SWT.

Iktibar :
Ini kerat kaitannya dengan tanggung jawab orang tua kepada anaknya. Sudah selayaknya orang tua bertanggung jawab terhadap masalah keperluar pemahaman agama anaknya, jangan samapai menelantar hanya demi memnuhi kebutuhan dohir dengan melupakan kebutuhan batin si anak. Jalan Tengah dari masalah ini adalah "dititipkan" kepada ahlinya, kepada orang yang mengerti urusan agama supaya mengerti dan bisa sholat, tau hal yang wajib sambil terus berupaya terus berubah lebih baik selaku kepala keluarga. Ingatlah pesan nabi dalam haditsnya yang panjang dimana intinya adalah, "anak bisa mencegah orang tuanya masuk surga, jika anak tersebut hancur urusan ibadahnya di dunia" begitu juga berlaku kepada istri, kemudian kerabat dan tetangga terdekat idealnya perlu juga kita perhatikan urusan dunia dan akhiratnya.

Memuliakan Tamu :
Pepatah orang sholeh zaman dahulu "tamu datang membawa rahmat". Betul sekali pepatah demikian, karena semuanya sesuai dengan ayat Quran dan hadist dari Rasulullah SAW. Bahkan Imam Syafi'i merasa sangat sedih ketika seharian rumahnya tidak ada tamu,



  • Salah satu ciri-ciri dari rumah yang berezeki baik adalah rumah yang senantiasa di datangi tamu karena kelapangan hati pemiliknya. Tamu memiliki kedudukan yang tinggi dalam agama Islam. Menyambut, memuliakan, menghargai dan mendahulukan tamu adalah bagian dari syiar Islam yang mulia. Rasulullah memperkuat hal itu dengan sabdanya " Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaknya memuliakan tamunya, dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaknya ia menyambung tali silaturrahim. Barangsiapa yang beriamn kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia berkata yang baik-baik saja atau hendaklah ia diam" (H.R. Bukhari Muslim).
  • Rasulullah SAW bersabda : "Tamu datang pada kalian dengan membawa rezeki (H.R.Muslim)
  • Rasulullah SAW bersabda : Tamu datang dengan membawa rezekinya dan pergi dengan menghapus dosa-dosa kalian dan Allah menghapus dari dosanya dan dosa-dosa kalian" (H.R. Abu Syaikh).
  • Pada zaman nabi, ada seorang lelaki yang senang kedatangan tamu, namun istrinya menunjukkan sikap yang sebaliknya. Setiapkali kali mereka kedatangan tamu istrinya menunjukkan sikap yang tidak baik. Orang itu mengadukan halnya kepada Rasulullah SAW. Kemudian beliau berkata pada lelaki itu "Katakan kepada istrimu bahwa hari ini Rasulullah dan beberapa sahabatnya akan bertamu ke rumah kita". Rasulullah berpesan pada lelaki itu lagi, "Katakan kepada istrimu agar ia memperhatikan tamu pada saat keluar rumah." Istri lelaki itu melakukan apa yang diperintahkan Rasulullah SAW. Pada saat tamu masuk wanita itu melihat mereka membawa daging dan buah-buahan yang banyak dan pada saat keluar mereka membawa pulang ular dan kalajengking yang banyak. Rasulullah bersabda, " kedatangan tamu ke rumah mendatangkan karunia yang banyak ke dalam rumah dan pada saat mereka pergi mereka membawa keluar berbagai bencana." Sejak menyaksikan hal itu istri lelaki itu jadi senang menerima tamu.
  • Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya seorang tamu yang datang mengunjungi seseorang, membawa rezeki untuk orang tersebut dari langit. Apabila ia memakan sesuatu maka Allah SWT akan mengampuni penghuni rumah yang dikunjungi tersebut
  • Rasulullah SAW bersabda:  "Setiap rumah yang tidak dikunjungi tamu, maka malaikat pun tidak akan mengunjungi rumah tersebut."
  • Imam Jafar As Shadiq berkata. " Barangsiapa mengunjungi sahabatnya semata-mata karena Allah SWT, niscaya Allah SWT mengutus 70 ribu malaikat untuk menyertainya. Para malaikat itu berkata, "Surga untuk kamu."
  • Diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Muslim, At Tirmidzi dan An Nasai dari Abu Hurairah, ia berkata, "seorang laki-laki telah datang kepada Rasulullah SAW, ia berkata, "Aku lapar," Maka Rasulullah mengutus kepada istri-istrinya (menanyakan makanan) tetapi tidak ada, maka beliau bersabda, " Adakah orang yang mau menerima laki-laki ini sabagai tamu malam ini? Ketahuilah bahwa orang ayng mau menerima laki-laki ini sebagai tamu (dan memberi makan) malam ini maka akan diberi rahmat oleh Allah. Berkata seorang dari golongan Ansar (Abu Talhah), "Saya, ya Rasulullah." Maka ia pergi menemui istrinya dan berkata, " Hormatilah tamu Rasulullah.". Istrinya menjawab, " Demi Allah tidak ada lagi makanan kecuali makanan untuk anak-anak kita." Suaminya berkata, "Apabila anak-anak hendak makan maka tidurkanlah mereka, padamkanlah lampu, biarlah kita menahan lapar malam ini agar kita dapat menjamu tamu Rasulullah." Maka itulah yang dilakukan istrinya. Pagi-pagi esoknya Abu Talhah menghadap Rasulullah SAW menceritakan perihal tersebut dan Rasulullah bersabda, " Allah SWT betul-betul kagum malam itu terhadap perbuatan kalian berdua."
  • Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata, " Ketika para sahabat Rasul SAW berkumpul untuk menulis tafsir Al Quran di mesjid beliau, masuk seorang Badui dan berkata, "Wahai sahabat Rasulullah, kalian telah mengatakan bahwa Tamu itu Kuncinya Surga? Ya, betul, kami mendengarnya dari Rasulullah SAW, dan beliau bersabda, " Apabila datang tamu seorang muslim maka bersamanya malaikat yang mencatat untuk tuan rumah kebaikan dna menulisnya untuk setiap sesuap makanan yang dimakan oleh tamu dengan 100.000 kebaikan dan juga menghapus 100.000 kejelekan dan juga diangkatr derajatnya dengan 100.000 derajat. Dan tidak ditulis kejelekan baginya kecuali tamu itu telah pergi 40 hari, dan itu semua diberikan oleh Allah SWT.
والله أعلمُ بالـصـواب


Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)