Annasaihud Diniyah bab Ahli Ibadah Bodoh vs Alim yang Tertidur

Irfan Irawan
0
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ



Alhamdulillah melanjutkan tulisan sebelumnya mengenai pemaparan dari Kitab Annasaihud Diniyah bab Keutamaan Orang Berilmu vs Ahli Ibadah yang Bodoh (disampaikan oleh Dr. H Hidayat Syah, SE., MM., M.Si., CMA - Masjid Al-Hikmah Perumnas 2 Karawaci)

Dari Abu Darda RA, Rasulullah Saw bersabda : "Ada rasa yang ditakuti oleh iblis/setan kepada orang alim padahal dia dalam kondisi tidur daripada beramalnya orang amik (bodoh)".

Termasuk juga puasanya walaupun dilakukan penuh keyakinan, dia bertaubat hanya dengan lisannya tanpa mengenal ma'rifah taubatnya. Yaquduhu 'alaihi abadaa, Gurur adalah orang yang berdosa dan menyangka dirinya telah bertaubat, maka Allah tidak akan mengampuni karena sejatinya ia hanya melakukan sedikit ibadah wajib dan berucap "ini adalah takdirnya Allah" tanpa ada usaha untuk memperbaiki diri dari keilmuan dan keimanannya. Ia merasa tidak ada kuasa, sulit meninggalkan kemaksiatan itu dengan banyak alasan, ketahuilah ini adalah tipuan yang sangat busuk dan amat sedikit orang yang bisa bertaubat dari tipuan ini.



Pada redaksi hadist lain yang saya dapatkan dari NU Online, Dalam sebuah Hadist dikisahkan bahwa suatu tempo Nabi shallallâhu ‘alaihi wasallam mendatangi pintu masjid, di situ beliau melihat setan berada di sisi pintu masjid. Kemudian Nabi SAW bertanya, "Wahai Iblis apa yang sedang kamu lakukan di sini?" Maka Setan itu menjawab, "Saya hendak masuk masjid dan akan merusak shalat orang yang sedang shalat ini, tetapi saya takut pada seorang lelaki yang tengah tidur ini."

Lalu Nabi SAW berkata, "Wahai Iblis, kenapa kamu bukannya takut pada orang yang sedang shalat, padahal dia dalam keadaan ibadah dan bermunajat pada Tuhannya, dan justru takut pada orang yang sedang tidur, padahal ia dalam posisi tidak sadar?" Iblis pun menjawab, "Orang yang sedang shalat ini bodoh, mengganggu shalatnya begitu mudah. Akan tetapi orang yang sedang tidur ini orang alim (pandai)."

Dari Ibnu Abbas radliyallâhu ‘anh, Nabi SAW bersabda, "Nabi Sulaiman pernah diberi pilihan antara memilih ilmu dan kekuasaan, lalu beliau memilih ilmu. Selanjutnya, Nabi Sulaiman diberi ilmu sekaligus kekuasaan.

Bersumber dari Abi Hurairoh radliyallâhu ‘anh, Nabi Muhammad shallallâhu ‘alaihi wasallam bersabda, "Barangsiapa pergi menuntut ilmu maka Allah akan menunjukkannya jalan menuju surga. Sesungguhnya orang alim senantiasa dimintakan ampunan untuknya oleh makhluk yang berada di langit maupun di bumi, hingga dimintakan ampun oleh ikan-ikan di laut. Sesungguhnya ulama adalah pewaris para Nabi."

Dan bukan dari golongan Ahlussunnah Wal Jamaah, bagi siapa yang selalu angan-angankan kemampuan ibadah namun condong kepada kemaksiatan. Beberapa rekam jejak para ahli ma'rifah yang sudah sambungn rasa keilmuan, ahlak dan keyakinannya kepada Allah akan sangat hati-hati dalam segala hal. Pernah suatu ketika, Imam Hanafi ketika sedang berjalan, saat itu ada segerombolah ayam yang sedang makan, beliau mencari jalan lain tidak mengganggu apalagi mengusir ayam tersebut. Subhanallah, ada lagi suatu ketika Abah Anom, selesai makan beliau merasa ada nasi yang nyempil di gigi beliau, kemudian beliau mau mengambil sedikit lidi, namun segera sadar dan beristighfar "lidi ini bukan milikku" sampai melihat kejadian itu murid-muridnya merasa terheran. KH. Munawir mendengar perkataan Habib Bilfagih berkata : "Kemuliaan tidak bisa pake wirid-wiridan, karomah itu muncul karena keistiqomahan", salah satu istiqomah nya beliau adalah senantiasa membaca Quran, pernah suatu ketika istri meminta uang belanja dan keperluan lainnya, selalu saja ada uang tanpa pernah kekurangan sedikitpun, padahal dzohirnya suami beliau hanya meng-khidmah-kan hidup untuk mengajar di pesantrennya. Ini makna ma'rifah yang sebenarnya. 


والله أعلمُ بالـصـواب  

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)