Tata Nama Frekuensi Radar Latter - Band

Irfan Irawan
1

Tentunya pembagian kategori ini range dari radar sendiri sudah diatur oleh IEEE (Institute of Electrical and Electronic Engineers). Berikut lebih jelasnya, ITU (International telecommunication Union) telah mendai porsi secara spesifik dari electromagnetic spectrum for radiolocation (Radar)


Berikut Pembagiannya :
- HF (3 sampai 30 MHz) menditeksi target dalam cakupan yang jauh nominalnya lebih dari 200nmi, memanfaatkan pembelokan enegi dari ionosfer bumi. Aplikasinya bisa saja seperti radio amatir menggunakan short-wave propagation untuk bisa saling komunikasi satu sama lain meskipun berjauhan.
Target nya sendiri bisa berbentuk pesawat, kapal, rudal balistik, seperti halnya echo yang timbul dari permukaan air memberikan informasi arah, kecepatan dari angin yang dihasilkanya kemudian ditampilkan di display.

- VHF (30 sampai 300 MHz), diawal perkembangannya yaitu tahun 1930 radar dalam band frekuensi, frekuensi tersebut menghasilkan keofesien pemantulan  dari permukaan bumi, sehingga misil atau benda lain bisa dideteksi dari perubahan ineterferensi dan sinyal langsung yang diterima oleh radar VHF. Namun pengaplikasiannya sedikit banyak terganggu untuk saat ini misalkan saja TV dan FM radio bisa mengganggu implementasinya menimbulkan noise. Sehingga dihasilkan akurasi dan resolusi display dari radar ini terbatas.

- UHF (300 sampai 1000 MHz), UHF disebut juga sangat bagus diimplementasikan untuk radar Airbone Moving Target Indication (AMTI), dan juga Airbone Early Warning Radar (AEW) awal pengimplementasiannya juga tidak jauh dari penditeksian dan pelacakan satelit atau misil. Semakin lebar bandwidth bisa membantu memperbaiki cakupan resolusinya.

- L Band (1.0 sampai 2.0 GHz), sangat cocok dalam frekuensi band pada operasional yang jauh lebih dari 200nmi, atau disebut air-serveilance radar. Implementasi nya digunakan oleh Air Route Surveillance Radar (ARSR) atau kita kenal pengendali lalulintas udara dibandara. Kemampuanya juga sudah lebih baik, lebih tahan terhadap noise (hujan), bahkan lebih canggih lagi bisa menditeksi berbagai serangan , atau misil balistik bahkan bisa dikombinasikan dengan sistem satelit

- S band (2.0 sampai 4.0 GHz), Airport Surveillance Radar (ASR) yang memantau trafik udara dalam satu wilayah di airport. Range nya mulai dari 50-60nmi. Tentunya ada kelebihan dimana cakupan range nya lebih spesifik, sehingga kemungkinan pengimplementasiannya tergantung kebutuhan bahkan untuk keperluan pemantauan meteorologi  juga bisa dimanfaatkan kita kenal dengan Nexrad Weater Radar.

- C band (4.0 sampai 8.0 GHz), band ini adalah pertengahan dari S dan X band. namun implementasinya kebanyakan menggunakan C band

- X Band (8.0 sampai 12.0 GHz), kebanyakan digunakan untuk kebutuhan militer, atau kita kenal dengan military airbone radar. X band sangat cocok untuk kebutuhan radar angkatan laut, airbone weather avoidance radar, airbone doppler navigation radar, dan police speed radar. Bahkan teknologi pengarahan misil juga menggunakan X band atau biasanya beroperasi pada range 22.0 GHz.

- Ku, K, dan Ka bands (12.0 sampai 40.0 GHz), tentunya jika semakin tinggi frekuensi radar nya maka antena juga semakin besar. military airbone radar juga ditemukan menggunakan Ku band, selain itu ada The AIrport Surfaca Detection Equipment (ASDE) atau kita seringlihat sebagai tower pengendali di airport diimplementasikan dalam Ku band atau  X band. 

- Milimeter Wave Radar,  batas maksimum nya yaitu sampai dengan 94.0 GHz, memanfaatkan atenuasi atmosfer minimum yang disebut dengan "window" terkait dengan wicrowave spectrum. tentunya sangat memakan power souce, yang dikenal dengan teknologi "gyrotrons" 

- Laser Radar, laser bisa menghasilkan power yang bisa digunakan dalam optik frekuensi bahkan dalam cakupan spektrum  infrared. Bisa juga menggunakan  bandwidth yang lebar (pulsa yang pendek) dan bisa menghasilkan beamwidth yang sempit. Namun ketika diimplementasikan dengan keadaan yang sebenarnya maka jarang digunakan karena terbatasnya terhadap noise misalkan hujan, atau juga karena faktor atenuasi di atmosfer.      


Posting Komentar

1Komentar

Posting Komentar