Digital HR Festival 2019 - Strategic Role for Human Resources (Part 1)

Irfan Irawan
0
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Era Digital dan Peran HR
Era digital membuat semua aspek kehidupan dan bisnis mengalami disrupsi. Tak terkecuali pada divisi SDM. Pertanyaan kritis yang muncul tak lain menyoal peran kenvensional divisi SDM mulai dari proses perekrutan, pengembangan karyawan, sistem renumerasi, hingga pengolaan kinerja. Bagaimana digitalisasi perkakas (tools) SDM bisa membuat divisi SDM semakin produktif dan menciptakan karyawan yang kreatif sekaligus berkontribusi optimal? Pun bagaimana divisi SDM menyikapi organisasi agar semakin tangkas (agile) menghadapi disrupsi? Bagaimana divisi SDM menyiapkan pranata dan sitem sehingga proses pembelajaran dan pengembangan karyawan selaras dengan era digital?

Pada seminar ini diisi oleh narasumber yang sangat luar biasa yang telah membawa organisasinya menjadi salah satu perusahaan kelas dunia, berkaraktek "Indonesia", berwawasan global, sangat perlu para pembaca untuk bisa mengikuti pemaparan beliau-beliau ini.
  1. Johannes Kolibonso (SVP, Head of IT Strategy and Architecture Bank Mandiri)
  2. Joseph Lumban Gaol (CEO PT Axiata Digital Service)
  3. Tony Sartono (Komisaris PT Kawan Lama)
  4. Heri Soesanto (HR Director Mayora Group)
  5. PM Susbandono (former HR Director Medco dan Star Energy)
  6. Mardi FN Sinaga (VP Human Capital Development PT Telkomsel)
Materi yang dibahas
  1. Leading a Digital Transformation : Bank Mandiri Experience
  2. The Future of Work
  3. How to Create an Agile Organization
  4. The Role of the Human Resources in the Disruption Era
  5. Aligning Corporate Culture in the Digital Era
  6. Adaptive Learning & Development in the Digital Era
Berikut saya coba rangkum diskusi dari masing-masing pembicara di atas dalam bentuk narasi, contoh dan beberapa cuplikan slide. Semoga para pembaca bisa mendapatkan insight "pencerahan" bagi yang mendalami atau berkecimpung di dunia Human Resources. Semangat membaca!

(1) Leading a Digital Transformation : Bank Mandiri Experience

Kita hidup di era di mana perubahan dan gangguan akan lebih sering terjadi. Tentunya akan didorong oleh inovasi dan teknologi yang semakin masif.

Klik gambar untuk memperbesar.

Bisnis Bank Mandiri saat ini tidak terlepas dari beberapa produk misalkan (1) Mature Stable Business, saat ini pendekatannya "Digital Optimization" dan (2) Com-pate the Fin-tech Product dengan pendekatan "Digital Transformation". Apa bedanya dari kedua pendekatan produk besar Bank Mandiri tersebut?

Mature Stable Business menyajikan produk yang biasa diguanakan oleh banyak orang, seperti tabungan, kartu kredit, pembiayaan, dan lain-lain. Semua produk tersebut saat ini Bank Mandiri telah melakukan beberapa optimasi sistemnya kedalam aplikasi digital, semua transaksi yang tadinya manual saat ini sudah terpusat oleh data center, itulah istilah "Digital Optimization". Sedangkan "Digital Transformation" lebih drastis lagi pen-digitali-sasiannya, pernah dengan Truly Digital Bank?, saat ini yang berani mengklaim adalah DBS Bank dengan tagline mereka DigiBank, selain itu ada SCB Bank di Thailand yang sangat mengagumkan dimana 1/7 penduduknya telah menggunakan produk bank tersebut. Digital Transformation sudah menyentuh semua jenis transaksi perbankan melalui aplikasi digital, setor tunai, tarik tunai, pembayaran, pembiayaan dan lain sebagainya sudah semakin mudah dalam genggaman tangan pelanggan. Pelanggan sudah semakin sangat jarang datang ke kantor Bank, semuanya sudah terintegrasi oleh sistem digital.


Klik gambar untuk memperbesar.


Bahkan sekarang ada istilah Bank is now an IT Company with a Bank License. Adopt the new ways of thinking and doing or demand irrelevant and extinct. Kedepan, bukan lagi Bank yang menawarkan layanan perbankan, tapi Perusahaan IT yang mempunyai produk Bank. Jika perusahaan Bank tidak mengikuti tren dan permintaan digital tersebut, bisa dipastikan akan semakin ditinggal oleh para nasabahnya. Ciptakan produk-produk baru yang in-line dan align dengan era digital.

Klik gambar untuk memperbesar.

Mulailah bukan dengan Apa dan Bagaimana tetapi Mengapa dan Siapa. Kita harus tahu alasan mengapa kita perlu melakukan dan siapa yang akan melakukan transformasi digital tersebut. 


Mengapa trasnsformasi digital tersebut perlu dikembangkan, alasan dari top level management juga harus sejalan dengan inisiatif digitalisasi sistem, ataupun produk. Setelahnya pertanyaan kedua adalah siapa yang akan bertanggung jawab/mengerjakan inisiatif tersebut, siapa yang menyusun ide, menuangkan ke dalam program, mempresentasikan ke depan Management, setelah disetujui, di develop oleh tim IT, kemudian siapa yang akan melakukan training sampai dengan UAT, begitu seterusnya haruslah jelas "siapanya".

Perlu Menguraikan Paradigma Inovasi. Kita perlu mendefinisikan kembali budaya di mana dianut bukan dibatasi yang dikenal dengan istilah Mandirian Triangle. Untuk mendapatkan karyawan yang  mempunyai skill "dewa" tim rekrutmen tidak segan untuk menyasar kandidat yang mempunyai profile "hacker" untuk posisi yang releven, menyasar komunitas, dan masuk ke kampus. Bagi calon karyawan yang mendambakan bekerja di Bank Mandiri, Anda haruslah membiasakan diri untuk mengeksplorasi skill, menjadi Hash-learn (haus akan ilmu baru, berani mengembangkan diri), berorientasi business save, dan bisa menciptakan peluang sekecil apapun yang bisa menciptakan uang, berani ?..  

Klik gambar untuk memperbesar.

Kunci utama dalam proses membangun budaya dalam organisasi perusahaan adalah Buy-In nya antar Stakeholder, dan Buy-In dengan Management, dan tak lupa juga harus tersosialisasikan ke semua karyawan.  Budaya yang mengakar di Bank Mandiri salah satunya adalah Mandirian Tangguh, dimana setiap karyawan harus mampu menuangkan ide dan gagasan, dan tidak "baper" ketika ide nya di mentahkan oleh management dengan alasan yang valid, tentunya ide-ide tersebut akan "dicatat" sebagai Performance Factor Indicator yang akan sangat berguna dalam proses promosi dlsb.

Setelah budaya perusahaan sudah kuat mengakar, selanjutnya yang perlu di bangun adalah menyiapkan "Talent Pool". Talent pool tersebut adalah orang-orang yang terampil dan dinamis yang bersedia membagikan ide-ide tersebut ke dalam rencana yang dapat ditindaklanjuti menjadi suatu pembaruan proses, produk baru dan hal baru lainnya yang berguna bagi perusahaan. 

Klik gambar untuk memperbesar.

Sekarang kita berada dalam "Talent War Era", it's not about the money, but who the people talent are joining us. Saat di mana sangat mudahnya karyawan bisa berpindah dari satu perusahaan ke perusahaan lain, begitu juga sangat banyak nya pilihan karyawan baru yang bisa kita rekrut, bukan itu esensinya. "The Smell of The Place when Interviewing" menjadi tolok ukur juga bagaimana banyak talenta terbaik yang melamar ke perusahaan bisa saja dengan mudah tertarik bergabung, atau malah menolak bergabung hanya dengan melihat bagiamana gedung kantor ditata, interior ruangan, gaya bahasa karyawan, dan cara komunikasi bagi milenial sangatlah mengena. Setelah milelial bergabung-pun, perusahaan harus bisa meng "entertain" talenta ini dengan rutin memberikan direct feedback, direct appreciation, new challenges dan tentunya lingkungan yang mendukung lifestyle mereka selama di kantor dan di luar kantor, think it more

Strategi bisnis kedepan harus menyelaraskan antara bisnis vertikal di depan dengan infrastruktur dan layanan umum horizontal yang efisien. Setelah best talent didapatkan, lalu bagaimana proses pengembangannya? Pendekatan apa yang paling cocok, tentunya harus di kaji mendalah di masing-masing organisasi. Pengemabangan Talent di Bank Mandiri menyelaraskan pembelajaran dan implementasi pengetahuan yang didapatkan ke dalam dunia kerja nyata. 

Klik gambar untuk memperbesar.

Cara baru kita bekerja sangatlah perlu dikembangkan dimana fokus untuk membantu karyawan bekerja secara optimal dan bekerja sama secara efektif. Sekali lagi, kita sebagai penyedia pekerjaan janganlah terkecoh dan bingung dengan banyaknya pilihan talent yang ada di luar, menemukan the right person talent untuk organisasi tentunya sangatlah sulit. Untuk itu, investasi kepada pengembangan karyawan tentulah menjadi langkah yang bijak. Dengan cara Nuntun (people) dengan baik dengan proses learning, coaching, mentoring dan lain sebagainya adalah hal yang mendasar perlu didapatkan oleh talent.  Kemudian Nata (Process), menata proses bisnis, proses produksi, proses pengolahan data, dan lain sebagainya menjadi urutan selanjutnya yang perlu diperhatikan. Dan akhirnya Nagih (Performance) baik dalam arti yang real artinya penagihan dana, pencapaian laba yang signifikan meningkat, tentunya juga ada kinerja lain yang akan ikut terpacu dengan baik, yaitu pencapain kinerja pribadi, pencapaian kinerja perusahaan, dan pencapaian kinerja nasabah yang semakin "batah dan loyal" sebagai nasabah Bank Mandiri yang semakin meningkat.  

Klik gambar untuk memperbesar.

Dapat disimpulkan Talent Pool Development difokuskan untuk membantu karyawan untuk menaklukan kesempetan yang ada dengan kolaborasi yang untuh dan efektifitas proses. Sebagai Supervisor/Leader team janganlah mengandalkan "Direct Report" tapi gunakan pola interaksi yang diperluas untuk menciptakan SPV/Leader baru lainnya sebanyak mungkin, tentunya Anda harus investasikan waktu untuk mereka. Carilah aktifitas di lingkungan kerja yang momen nya "impact-full" untuk kita brainstorming ide ataupun gagasan yang muncul dari siapapun, kita akomodir. Terakhir juga jangan lupa terapkan pengakuan (recognition), umpan balik yang sering dan terukur (direct-frequent feedback).

Profile Pembicara
Johannes Kolibonso is the Head of IT Strategy and Architecture at Bank Mandiri, one of Indonesia's largest banks. Johannes has more than 20 years of working experience in IT consulting and services for various sectors (banking, insurance, retail, telco, airlines, healthcare, oil & gas), whereby the majority of his work experience was in Hong Kong.

His experience covers a range of expertise with focus in IT Strategy & Transformation (i.e. Multi-speed IT Operating Model, Agile/DevOps Transformation, Journey to Cloud, Global/Regional IT Operating Model) and complex IT programme delivery leveraging advanced technology architecture.  Johannes graduated with a Bachelor’s degree in Engineering from Institut Teknologi Bandung and also has a Master's degree in Information Technology from Universitas Indonesia.

Mau Tau Tema selanjutnya (2) The Future of Work. Insya Allah segara akan saya tulis dalam waktu dekat....

والله أعلمُ بالـصـواب



Tags

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)