Analisa Masalah dalam Kelompok

Irfan Irawan
0



Ketika berinteraksi dengan team dalam satu perusahaan memang menantang, khususnya jika perusahaan tempat Anda bekerja sangat “mobile” dalam perubahan struktur organisasinya. Banyak divisi atau departemen yang baru, berikut juga dengan anggota team yang baru. Nah timbul pertanyaan, bagaimana bekerja dengan kondisi tersebut, apalagi anda dihadapkan dengan beberapa masalah yang pelik, yang perlu diselesaikan segera. Project Dewa, short time preparation to build a huge project ?

Just keep calm and follow up your job, periodically. Yaa, benar, memang dalam situasi seperti ini, anda sebagai leader, ataupun team member harus bisa se fleksibel mungkin dalam menyikapi perubahan yang ada. Jangan terlalu kaku, jangan juga terlalu menyepelekan perubahan tersebut, yaa, anda harus jadi Addaptive Leader!. Anda harus belajar mengenal karakter team satu persatu, gali potensi dari masing-masing, dekatilah secara personal & profesional, ciptakan suasanya yang nyaman dalam lingkungan perkerjaan anda dulu, sebelum follow up dengan divisi atau departemen lain. Tangkap dan pancing ide muncul dari team anda, berilah kebebasan dalam menyampaikan pendapat, namun tetap andalah leadernya. 


Ada beberapa hal yang penting untuk diperhatikan, yaitu preferensi dan group thinking.    

1. Preferensi
Adalah cara dominan yang digunakan oleh seseorang dalam melakukan, menganalisa, dan menyikapi sesuatu. Hal tersebut adalah alamiah, dan bisa dibentuk.

Model preferensi yang sering muncul adalah:
·       Extraversion (senang sosialisasi) vs Introvert (senang sendiri)
Orang extraversion lebih mendapatkan energi dalam bekerja, berfikir dan menganalisa dengan berinterkasi. Dia akan sangat nyaman berinteraksi dengan siapapun, manfaatkanlah tallent ini untuk achor project/analysis karena type orang seperti ini biasanya banyak kawan, banyak informasi yang bisa didapatkan. Lain halnya dengan type orang introvert yang cenderung suka kesendirian, mereka nyaman dan terbiasa bekerja sendiri dan jarang membutuhkan bantuan dari tim/orang lain. Ide-ide brilian biasanya muncul ketika bekerja mandiri, dibandingka bekerja dengan team. Anda sebagai seorang leader, berilah delegation project kepada type introvert, untuk membangun kepercayaan diri kepada yang bersangkutan, berilah penghargaan dan ucapan “good job” ketika masalah/project tersebut rampung dengan sukses.

·       Sensing (logis) vs intuition (berdasarkan pengalaman/langsung membuat kesimpulan)
Cara mendapatkan informasi type orang sensing adalah logis, analisis dan penelitian yang komprehensif, lain halnya dengan tipe intuition, dia akan lebih mundah menyikapi sesuatu dikarenakan pengalaman, atau informasi serupa yang dengan cepat ia ambil kesimpulan. Anda sebagai leader harus bisa memanfaatkan dari kedua tipe tallent tersebut

·       Thinking (mengutamakan hal logis, realistis) vs Feeling (hal abstrak, empathy)
Cara memutuskan type thinking mengutamakan hal logis dan realistis, sedangkan tipe feeling lebih identik dengan empathy, perasaan dan hal abstrak, penuh dengan pertimbangan dari segi emosional.

·       Judging (apa adanya) vs Perceiving (menurut diri sendiri)
Cara melihat dunia luar sangat berbeda antara tipe judging yang apa adanya, kadang terkesan polos, spontan dan lebih humble. Dalam mengambil keputusan/menganalisa masalah tipe ini sangat objektif, fair dan bisa diandalkan. Sendagkan perceiving mengandalkan persepsi pribadi yang dominan, sedikit sekali mempunyai sifat terbuka akan hal/ide baru yang muncul. Type ini juga dibutuhkan dalam memimpin team yang memerlukan ketepatan, kedisiplinan yang tinggi. Meskipun sedikit keras, namun sebenarnya sangat bertanggung jawab, asalkan anda sebagai leader bisa memposisikan ia dengan benar dan tepat.

Poses pemecahan masalah sensing & Intuition sangat dibutuhkan dalam proses Analisa sedangkan Thinking & Feeling dibutuhkan dalam proses pengambilan keputusan. Hal yang perlu diperhatikan, dalam pemecahan masalah seharuskan hindari preferensi anda, lihatlah sesuatu dengan objektif dan validitas data penunjang yang cukup.

2. Group Thinking
Bisa jadi sesuatu hal kebenaran dalam kelompok kohesif (tidak ada yg berargumen, tidak ada kritis yang logis) proses pembuatan keputusan biasanya banyak mengalami kesalahan.
Kohesif perlu dalam teamwork, namun dalam proses analisa dan pengambilan keputusan bisa jadi berlawanan arah yang menjerumuskan.

3 Penyebab yang sering muncul diantaranya :
·       Over estimate, terlalu mengandalkan individu tertentu
·       Fanatisme "kita"  selalu benar vs "mereka"
·         Tekanan terhadap konformitas >> biasanya terjadi di usia SMP/SMA (merasa pengen ikut kelompok/kominitas/gaya ikut-ikutan)


Sekian seri teknik analisa masalah dari segi menyikapi keunikan tim dalam kelompok 


Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)