Wasiat Sunan Kalijaga dan 10 Asas Dakwah Wali Songo

Irfan Irawan
12

Dari KH Mukhlisun
Ponpes Sirojulmukhlisin, Payaman – Magelang Jawa Tengah, Indonesia
(Madzab Syafii, Sunni, keturunan Sunan Kalijaga)

Wasiat Sunan Kalijaga dalam kitabnya :

“Yen wis tibo titiwancine kali-kali ilang kedunge, pasar ilang kumandange, wong wadon ilang wirange mangka enggal – enggala tapa lelana njlajah desa milang kori patang sasi aja ngasik balik yen during olih pituduh (hidayah) saka gusti Allah”

Artinya kurang lebih :
“Jika sudah tiba zamannya dimana sungai-sungai hilang kedalamannya (banyak orang yang berilmu yang tidak mengamalkan ilmunya), pasar hilang gaungnya (pasar orang beriman adalah masjid, jika masjid-masjid tidak ada syiar adzan, wanita-wanita hilang malunya (tidak menututup aurat dsb) maka cepat-cepatlah kalian keluar 4 bulan dari desa ke desa (dari kampong ke kampong) dari pintu ke pintu (dari rumah ke rumah untuk berdakwah) jaganlah pulang sebelum mendapat hidayah dari Allah SWT”


Ilustrasi photo Sunan Kalijaga, Alif.id

Sunan Kalijaga  


Kalau kita buat dakwah berpegang dengan azas dakwah ini maka dakwah kita akan mirip dengan dakwah nabi Muhammad SAW dan sahabat sehingga akan menjadi asbab hidayah keseluruh alam.

Azas dakwah Walisongo ada 10 :
Sugih tanpa banda (kaya tanpa hanya)
Artinya : jangan yakin pada harta….kebagahiaan dalam agama, dakwah jagan bergantung degan harta

Ngluruk tanpa bala (menyerbu tanpa banyak orang/tentara)
Artinya : jangan yakin dengan banyaknya jumlah kita,…..yakin dengan pertolongan Allah

Menang tanpa ngasorake (menang/unggul tanpa merendahkan orang)
Artinya : dakwah jangan menganggap hina musuh-musuh kita….kita pasti unggul tapi jangan merendahkan orang lain (jangan sombong)

Mulya tanpa punggawa (mulia tanpa anak buah)
Artinya : kemuliaan hanya dalam iman dan amalan agama bukan degan banyaknya pengikut

Mletik tanpa sutang (melompat jauh tanpa tanpa galah/tongkat panjang)
Artinya : niat untuk dakwah keseluruh alam, Allah yang berangkatkan kita bukan asbab dunia seperti harta dsb

Mabur tanpa lar (terbang tanpa sayap)
Artinya : kita bergerak jumpa umat…dari orang-orang ke orang…. jumpa ke rumah-rumah mereka 

Digdaya tanpa aji-aji (sakti tanpa ilmu2 kedigdayaan)
Artinya : kita dakwah, Allah akan Bantu (jika kalian Bantu agama Allah, maka pasti Allah akan tolong kalian dan Allah akan menangkan kalian)

Menang tanpa tanding (menang tanpa berperang)
Artinya : dakwah dengan hikmah, kata-kata yg sopan, ahlaq yg mulia dan doa menangislah pada Allah agar umat yg kita jumpai dan umat seluruh alam mendadapatkan hidayah….bukan dengan kekerasan….

Nabi Muhammad saw bersabda yang maknanya kurang lebih : ‘Haram memerangi suatu kaum sebelum kalian berdakwah (berdakwah dengan hikmah) kepada mereka”

Kuncara tanpa wara-wara (menyebar/terkenal tanpa gembar-gembor/iklan-iklan dsb)
Artinya : bergerak terus jumpa umat, tidak perlu disiar-siarkan atau di umum-umumkan

Kalimasada senjatane (senjatanya kalimat iman adalah (syahadat))
Artinya : selalu mendakwahkan kalimat iman, mengajak umat pada iman dan amal salih….

Posting Komentar

12Komentar

  1. masya allah..postingan yg sangat bermanfaat.. Insya allah keluar 3hari sobat...

    BalasHapus
  2. sukron... jazzakumulloh, izin share

    BalasHapus
  3. iya benar emang kondisi saat ini harus lebih mendekatkan diri kepada Allah Swt..dan wejangan dari ulama terdahulu sangat menyejukan hati, salah satunya dakwah Wali Songo..mari teladani sebisa munngkin.. semoga Ramadhan tahun ini lebih berkah dalam segala hal.. Aamiin..

    BalasHapus
  4. ijin shared ustad mlatur nuwun sanget nejh, barakallahu

    BalasHapus
  5. Gak ada semboyan poro wali di zaman sekarang...sangat menyentuh hati...

    BalasHapus
Posting Komentar