Al-Ustad Abul Qosim Muhammad Bahruddin bin ‘Asmawie

Irfan Irawan
1

Al-Ustad Abul Qosim Muhammad Bahruddin bin ‘Asmawie

Beliau adalah Abul Qosim Muhammad Bahruddin bin ‘Asmawie atau yang biasa kami panggil “angdin” , pengasuh pondok pesantren al-Muhibbin Cirebon. Pesantren ini terletak di blok ivik desa Pasalakan. Beliau lahir dikalangan keluarga yang taat beribbadah, kyai berpengaruh di desa beliua yaitu Kyai ‘Asmawie. Sejarah singkat study beliau sangat panjang, Beliau malang melintang mencari ilmu sebelum akhirnya mengasuh Pondok Pesantren ini (al-Muhibbin).


Bermula di pesantren di dearahnya di Lebaksiu Mirat Luewihmunding, kemudian sempat juga Mondok di Pesantren legendaries Cirebon, Ponpes Jagasatru pimpinan ulama Kharismatik “Kang Ayip” atau nama komplitnya al Habib Muhammad bin Syeh bin Abubakar bin Yahya. Setelah itu beliau melanjutkan studi agamanya ke Pondok quran Daar al-Islamie Tegal untuk mengkhatamkan hafidzul Quran. Setelah semua step ilmiah di atas, beliau melanjutkan Mondok untuk belajar ilmu Fiqih di Pesantren Tambak Beras Jombang. 

Banyak hal yang menarik sepanjang kami (termasuk penulis) nyantri di Pondok pesantren asuhan guru kami ini, al-Muhibbin. Banyak hal yang diajarkan beliau dengan prkatik aqidah dan alhlak langsung. Beliau mencontohkan apa yang seharusnya dilakukan seorang santri baik itu dalam ranah pribadi kaitannya dengan Allah, ataupun dalam ranah bermasyarakat. Pernah suatu hari melihat beliau menyapu halaman, menyapu rumah, mencuci piring, dan masih banyak lagi. Yang palinng sering beliau mengajarkan makna dibalik dalil hadist atau sejenisnya ketika muridnya itu sedang berdua dengan beliau. Di sinilah biasanya beliau member “wejangan” yang tak pernah terlupa. Salah satunya yang masih penulis ingat adalah ketika beliau memberi nesehat “Fan, lamunan ente durung siap kupinge panas aja metu seng cirebon” . Singakatnya jika kita belum siap menerima perbedaan pendapat jangan dulu keluar Cirebon, intinya kita harus siap ilmu dhohir dan bathin. Sempat juga beliau berwasiat “Fan, titip niat”. Kata-kata ini selalu terngiang ketika penulis “sowan” ketika ada liburan kuliah ke kediaman beliau. 



Sekarang perkembangan keislaman di Cirebon sudah begitu pesat, disamping tantangan dari pihak yang tidak senang dengan Aqidah Ahlus sunnah waljamaah kian gencar didengungkan di bumi “Para Wali” ini. Oleh karenenya kehadiran Pondok Pesantren al-Muhibbin diharapkan bisa member kontribusi yang nyata, karena disamping nergerak di bidang Quran, di sini juga ditanamkan pelestarian peninggalan para salafunas shalih. Tak pandang bulu dengan tudingan pihak yang tidak senang sdengan ini, sebut saja golongan yang menamakan “as-sunnah” namun sesungguhnya mereka jauh dari nama yang mereka dengungkan. Tiap habis sholat subuh mereka mengawali hari dengan tuduhan “kulla bid’atin dholalah…..” Sungguh menyakitkan bila kita dengar tanpa ilmu.

Aktifitas dakwah tidak boleh luntur ataupun surut bagaimanapun kondisi kita, ini yang selalu ditegaskan angdin, ketika kita bisa dengan apa yang ada pada diri kita, kontribusikan buat aliansi dakwah. Jangan bertumpang ria dengan kondisi ummat semacam ini, fitnah bukan hanya dari luar Islam tapi juga dari dalam Islam kadang berbahaya layaknya tipu daya Yahudi dan Nasrani. Oleh karenanya beliau selain aktif mengurus pesantren, beliau juga sekarang ditunjuk sebagai ketua RW Kelurahan Pasalakan. Selain aktif juga di kepengurusan NU dan aktif juga di lembaga pengembangan karya di pesantren tempat asal beliau Lueiwihmunding. Semua beliau lakukan sebagaimana yang diajarkan nabi Muhammad saw,” khairunnas yanfauhum llinnas”- sebaik2 nya manusia adalah yang member manfaat kepada manusia lainnya.


Posting Komentar

1Komentar

  1. Salam untuk alustadz Abul Qasim Muhammad Bahruddin bin 'Asymawie...

    BalasHapus
Posting Komentar